Like my Blog on Facebook

Jumat, 27 April 2012

Studi Kasus : Stratifikasi dan Diferensiasi


Sosiologi .
Studi kasus : Stratifikasi dan Diferensiasi
Pendahuluan .
Pengertian stratifikasi .Di indonesia banyak terjadi permasalahan yang menjurus pada stratifikasi sosial .
Permasalahan ini timbul dikarenakan banyak hal seperti kemiskinan , kesehatan , tingkat pendidikan , dan faktor ekonomi yang menyebabkan indonesia semakin tertinggal jauh dan larut dalam berbagai masalah dan tidak dapat keluar dari lingkaran negara miskin .
Kurangnya tingkat pendidikan , SDM , dan sifat mendasar dari msyarakat indonesia sendiri yang menyebabkan indonesia tertingal jauh dengan negara2 lain yang menyebabkan kemiskinan dan berbagai maslah sosial .
Hal ini berlanjut menjurus pada masalah lain yaitu stratifikasi . dikarenakan pihak2 tertentu seperti Pegawai negeri , pengusaha bonafit , dan masyarakat kalangan atas selalu mempunyai potensi besar untuk  menjadi semakin kaya dan melakukan tindak penyimpangan seperti korupsi .
Korupsi inilah salah satu pokok masalah yang sulit diselesaikan oleh Indonesia .
Di bagian lain indonesia sebagai negara Demokratis yang masyarakatnya ikut andil dalam pemerintahan , cenderung selalu menentang pemimpin yang mereka pilih sendiri . terbukti pada berbagai masalah yang pernah terjadi seperti demo besar-besaran yang dilakukan pada saat kepemimpinan Presiden Soeharto , para mahasiswa menentang dan meminta agar presiden saat itu berhenti menjabat . masalah yang lain yang terjadi ada di masa sekarang, dimana  yaitu presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjadi pemimpin Indonesia yang telah terplih 2x untuk menjadi presiden pada dua periode kepemimpinan , berbagai media massa baik media cetak maupun internet mempolling adanya penurunan drastis akan kepercayaan masyarakat terhadap kepemimpinan presiden
Berbagai hal tersebut terjadi dan menimbulkan konflik lain berpotensi untuk berkembang .
Sebenarnya , masalah yang terbesar adalah dalam hal kemiskinan . ditambah lagi dengan terorisme , diikuti oleh korupsi , kesehatan ( gizi buruk , tingkat kelahiran tinggi , langkanya air bersih , dll ) , kriminalitas , tingginya pengangguran , tingkat pendidikan yang rendah , penyebaran penduduk yang tidak merata , kurangnya lapangan pekerjaan , dan berbagai masalah lain .
Jadi , stratifikasi yang ada di masyarakat Indonesia sangat beragam . karena terdiri dari stratifikasi masyarakat golongan rendah , stratifikasi masyrakat golongan menengah keatas , dan stratifikasi dari masyarakat golongan atas  .
Perbedaan ini tetap menciptakan hubungan .
Dan kebanyakan , para masyarakat dari golongan strata atas biasanya mendapatkan 3  status sosial sekaligus , baik ascribed, achieved , dan assigned status dalam pandangan positif .
Masyarakat golongan atas mendapatkan ascribed status tentunya karena kodrat dan anugerah dari tuhan .
Sedangkan  pada achieved status diperoleh para masyarakat golongan atas dari usaha mereka karena telah bekerja keras dan sehingga mendapatkan pangkat atau pekerjaan  yang baik . dan membuat mereka terangkat masuk ke golongan atas , tapi tidak dipungkiri pula banyak oknum yang lewat jalan belakang dalam mengambil keutungan pangkat dalam suatu jabatan.
Pada assigned status karena para masyarakat golongan atas adalah masyarakat yang mampu dalam hal materi , ekomoni , pendidikan , dll . otomatis di kalangan masyarakat dia mendapatkan assigned status dari masyrakat lingkungan sekitarnya karena status para masyarakat golongan atas yang telah didapat dari achieved status . jadi dapat disimpulkan , kebanyakan status sosial yang diperoleh mereka yang mampu dan berpendidikan tinggi adalah status sosial yang lebih banyak ke hal yang positif terhadap masyarakat .
Pada masyarakat golongan tengah . pada umumnya masyarakat golongan tengah mendapat dua status sosial , yaitu acribed status dan achieved status .
Dalam ascribed status masyarakat golongan tengah bisa mendapatkan status ini adalah anugerah dari tuhan dan takdir .
Achieved status didapatkan masyarakat golongan tengah melalui usaha keras mereka yang menyebabkan mereka dapat terangkat dan masuk ke dalam golongan masyrakat golongan tengah . kebanyakan masyarakat golongan tengah mempunyai pekerjaan sebagai karyawan dan buruh maupun berwiraswasta .
Dalam masyarakat golongan rendah , mereka pada umumnya sedang berusaha untuk mendapatkan status sosial baik achieved dan assigned .






Masalah demi masalah terus saja belakangan terjadi di Indonesia , dengan timbulnya masalah ini orang yang bertempat tinggal di wilayah Indonesia mengalami kesulitan dalam kehidupannya. Diantaranya, sekarang masih banyak anak-anak bangsa yang mengalami gizi buruk (kurang gizi) dan menderita kelaparan.makin banyaknya rakyat miskin di daerah perkotaan tidak bisa minum air bersih, bahkan mereka tidak bisa mendapatkan air bersih itu untuk keperluan sehari-harinya. Mereka harus rela berjalan jauh untuk dapat air dan menggunakannya sehemat mungkin.
Bagi kita terutama bagi Negara-negara yang berada di kawasan Asia Pasifik yang lamban dalam pencapaian tujuan kesetaraan hidup. Untuk menyelesaikan separuh waktu yang tersisa dalam target pencapaian itu, pemerintah telah menetapkan waktu yang telah ditentukan sampai pada tahun 2015 mendatang, semuanya harus sudah tercapai. Kita (Negara-negara yang ada di kawasan Asia Pasifik) hanya punya waktu tinggal 7 tahun untuk membebaskan setidaknya 196 juta orang dari garis kemiskinan, 23 juta lebih anak-anak bangsa yang mengalami kelaparan dan menderita gizi buruk serta menghindarkan kematian dini (kematian dibawah usia 5 tahun) sekitar satu juta lebih balita, dengan ini mengakibatkan semakin bertambahnya angka kematian di Indonesia.
Persoalan lain yang juga mendapat perhatian khusus adalah buruknya sanita dan kelangkaan air bersih (terutama di daerah perkotaan), ini menjadi pemicu terhadap tetap tingginya angka kemiskinan yang ada di Indonesia. Kerusakan lingkungan akibat bencana dan perubahan iklim juga dapat dinilai sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi kelambanan untuk pencapaian kesetaraan hidup.
Walaupun secara umum Indonesia dinilai mengalami kemajuan dalam upaya penanggulangan kemiskinan, namun tetap ada titik-titik kritis yang menyebabkan Indonesia masih dinilai memiliki potensi di jalur yang tetap dalam pencapaian tujuan kesetaraan hidup tersebut.
Titik-titik kritis tersebut adalah masih tingginya angka balita dengan berat badan dibawah normal. Indonesia dinilai gagal dalam menghentikan peningkatan anak-anak balita yang kurang makan (kelaparan) dan gizi buruk. Kondisi ini tentu mengkhawatirkan karena kekurangan gizi dan kelaparan ini akan berdampak pada menurunnya tingkat kecerdasan mereka pada usia selanjutnya. Padahal anak-anak adalah generasi penentu Indonesia di masa yang akan datang.
Catatan kritis lainnya adalah kegagalan Indonesia dalam mendekatkan rakyat terhadap akses air bersih. Ini membuktikan bahwa privatisasi (yang ditetapkan dalam UU No. 7 Tahun 2004 tentang sumber daya air) bukan merupakan jawaban atas upaya pemenuhan air bersih, bahkan telah menjadi pemicu terjauhkannya rakyat miskin terhadap air bersih. Hasil dari terjauhkan air bersih dari rakyat miskin adalah buruknya sistem sanitasi yang akan menimbulkan berjangkitnya penyakit menular dan bisa menyebabkan kematian.
Permasalahan lainnya ada pada pembabatan hutan di Indonesia yang menimbulkan meningkatnya pemanasan muka bumi, ini juga dianggap sebagai penghambat upaya pencapaian tujuan. Ini berarti ada kegagalan dalam kebijakan pengelolaan lingkungan dan sumber daya alam.
Berdasarkan situasi tersebut, maka Pemerintah Indonesia belum memiliki komitmen yang kuat dalam menempatkan tujuan sebagai panduan penanggulangan kemiskinan. Pemerintah bahkan tetap percaya bahwa panduan pembangunan yang diberikan oleh lembaga keuangan Internasional, sebagai pilihan kebijakan penanggulangan kemiskinan. Telah terbukti bahwa kebijakan yang telah diberikan oleh lembaga keuangan Internasional malah menjerumuskan Indonesia dalam kemelaratan.
Oleh karena itu, demi menghentikan proses kemiskinan yang trjadi di Indonesia , maka pemerintah Indonesia untuk mengakhiri kebijakan-kebijakan yang makin memiskinkan rakyat Indonesia . Dan, pemerintah Indonesia bersama DPR-RI juga harus menyusun APBN yang mengabdikan seluruh pembiayaan untuk penanggulangan kemiskinan. Semua upaya tersebut juga harus dibarengi dengan strategi pembiayaan pembangunan yang tidak tergantung pada utang luar negeri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

flag counter :)

free counters