Sosiologi .
Studi kasus : Stratifikasi dan
Diferensiasi
Pendahuluan .
Pengertian stratifikasi .Di indonesia
banyak terjadi permasalahan yang menjurus pada stratifikasi sosial .
Permasalahan ini timbul dikarenakan
banyak hal seperti kemiskinan , kesehatan , tingkat pendidikan , dan faktor
ekonomi yang menyebabkan indonesia semakin tertinggal jauh dan larut dalam
berbagai masalah dan tidak dapat keluar dari lingkaran negara miskin .
Kurangnya tingkat pendidikan , SDM ,
dan sifat mendasar dari msyarakat indonesia sendiri yang menyebabkan indonesia
tertingal jauh dengan negara2 lain yang menyebabkan kemiskinan dan berbagai
maslah sosial .
Hal ini berlanjut menjurus pada
masalah lain yaitu stratifikasi . dikarenakan pihak2 tertentu seperti Pegawai
negeri , pengusaha bonafit , dan masyarakat kalangan atas selalu mempunyai
potensi besar untuk menjadi semakin kaya
dan melakukan tindak penyimpangan seperti korupsi .
Korupsi inilah salah satu pokok
masalah yang sulit diselesaikan oleh Indonesia .
Di bagian lain indonesia sebagai
negara Demokratis yang masyarakatnya ikut andil dalam pemerintahan , cenderung
selalu menentang pemimpin yang mereka pilih sendiri . terbukti pada berbagai
masalah yang pernah terjadi seperti demo besar-besaran yang dilakukan pada saat
kepemimpinan Presiden Soeharto , para mahasiswa menentang dan meminta agar
presiden saat itu berhenti menjabat . masalah yang lain yang terjadi ada di
masa sekarang, dimana yaitu presiden
Susilo Bambang Yudhoyono menjadi pemimpin Indonesia yang telah terplih 2x untuk
menjadi presiden pada dua periode kepemimpinan , berbagai media massa baik
media cetak maupun internet mempolling adanya penurunan drastis akan
kepercayaan masyarakat terhadap kepemimpinan presiden
Berbagai hal tersebut terjadi dan
menimbulkan konflik lain berpotensi untuk berkembang .
Sebenarnya , masalah yang terbesar
adalah dalam hal kemiskinan . ditambah lagi dengan terorisme , diikuti oleh korupsi
, kesehatan ( gizi buruk , tingkat kelahiran tinggi , langkanya air bersih ,
dll ) , kriminalitas , tingginya pengangguran , tingkat pendidikan yang rendah
, penyebaran penduduk yang tidak merata , kurangnya lapangan pekerjaan , dan
berbagai masalah lain .
Jadi , stratifikasi yang ada di
masyarakat Indonesia sangat beragam . karena terdiri dari stratifikasi
masyarakat golongan rendah , stratifikasi masyrakat golongan menengah keatas ,
dan stratifikasi dari masyarakat golongan atas
.
Perbedaan ini tetap menciptakan
hubungan .
Dan kebanyakan , para masyarakat dari
golongan strata atas biasanya mendapatkan 3
status sosial sekaligus , baik ascribed, achieved , dan assigned status
dalam pandangan positif .
Masyarakat golongan atas mendapatkan
ascribed status tentunya karena kodrat dan anugerah dari tuhan .
Sedangkan pada achieved status diperoleh para
masyarakat golongan atas dari usaha mereka karena telah bekerja keras dan
sehingga mendapatkan pangkat atau pekerjaan
yang baik . dan membuat mereka terangkat masuk ke golongan atas , tapi
tidak dipungkiri pula banyak oknum yang lewat jalan belakang dalam mengambil
keutungan pangkat dalam suatu jabatan.
Pada assigned status karena para
masyarakat golongan atas adalah masyarakat yang mampu dalam hal materi ,
ekomoni , pendidikan , dll . otomatis di kalangan masyarakat dia mendapatkan
assigned status dari masyrakat lingkungan sekitarnya karena status para
masyarakat golongan atas yang telah didapat dari achieved status . jadi dapat
disimpulkan , kebanyakan status sosial yang diperoleh mereka yang mampu dan
berpendidikan tinggi adalah status sosial yang lebih banyak ke hal yang positif
terhadap masyarakat .
Pada masyarakat golongan tengah . pada
umumnya masyarakat golongan tengah mendapat dua status sosial , yaitu acribed
status dan achieved status .
Dalam ascribed status masyarakat
golongan tengah bisa mendapatkan status ini adalah anugerah dari tuhan dan
takdir .
Achieved status didapatkan masyarakat
golongan tengah melalui usaha keras mereka yang menyebabkan mereka dapat
terangkat dan masuk ke dalam golongan masyrakat golongan tengah . kebanyakan
masyarakat golongan tengah mempunyai pekerjaan sebagai karyawan dan buruh
maupun berwiraswasta .
Dalam masyarakat golongan rendah ,
mereka pada umumnya sedang berusaha untuk mendapatkan status sosial baik
achieved dan assigned .
Masalah demi
masalah terus saja belakangan terjadi di Indonesia , dengan timbulnya masalah
ini orang yang bertempat tinggal di wilayah Indonesia mengalami kesulitan dalam
kehidupannya. Diantaranya, sekarang masih banyak anak-anak bangsa yang
mengalami gizi buruk (kurang gizi) dan menderita kelaparan.makin banyaknya
rakyat miskin di daerah perkotaan tidak bisa minum air bersih, bahkan mereka
tidak bisa mendapatkan air bersih itu untuk keperluan sehari-harinya. Mereka
harus rela berjalan jauh untuk dapat air dan menggunakannya sehemat mungkin.
Bagi kita
terutama bagi Negara-negara yang berada di kawasan Asia Pasifik yang lamban
dalam pencapaian tujuan kesetaraan hidup. Untuk menyelesaikan separuh waktu
yang tersisa dalam target pencapaian itu, pemerintah telah menetapkan waktu
yang telah ditentukan sampai pada tahun 2015 mendatang, semuanya harus sudah
tercapai. Kita (Negara-negara yang ada di kawasan Asia Pasifik) hanya punya
waktu tinggal 7 tahun untuk membebaskan setidaknya 196 juta orang dari garis
kemiskinan, 23 juta lebih anak-anak bangsa yang mengalami kelaparan dan
menderita gizi buruk serta menghindarkan kematian dini (kematian dibawah usia 5
tahun) sekitar satu juta lebih balita, dengan ini mengakibatkan semakin
bertambahnya angka kematian di Indonesia.
Persoalan lain
yang juga mendapat perhatian khusus adalah buruknya sanita dan kelangkaan air
bersih (terutama di daerah perkotaan), ini menjadi pemicu terhadap tetap
tingginya angka kemiskinan yang ada di Indonesia. Kerusakan lingkungan akibat
bencana dan perubahan iklim juga dapat dinilai sebagai salah satu faktor yang
mempengaruhi kelambanan untuk pencapaian kesetaraan hidup.
Walaupun
secara umum Indonesia dinilai mengalami kemajuan dalam upaya penanggulangan
kemiskinan, namun tetap ada titik-titik kritis yang menyebabkan Indonesia masih
dinilai memiliki potensi di jalur yang tetap dalam pencapaian tujuan kesetaraan
hidup tersebut.
Titik-titik
kritis tersebut adalah masih tingginya angka balita dengan berat badan dibawah
normal. Indonesia dinilai gagal dalam menghentikan peningkatan anak-anak balita
yang kurang makan (kelaparan) dan gizi buruk. Kondisi ini tentu mengkhawatirkan
karena kekurangan gizi dan kelaparan ini akan berdampak pada menurunnya tingkat
kecerdasan mereka pada usia selanjutnya. Padahal anak-anak adalah generasi
penentu Indonesia di masa yang akan datang.
Catatan kritis
lainnya adalah kegagalan Indonesia dalam mendekatkan rakyat terhadap akses air
bersih. Ini membuktikan bahwa privatisasi (yang ditetapkan dalam UU No. 7 Tahun
2004 tentang sumber daya air) bukan merupakan jawaban atas upaya pemenuhan air
bersih, bahkan telah menjadi pemicu terjauhkannya rakyat miskin terhadap air
bersih. Hasil dari terjauhkan air bersih dari rakyat miskin adalah buruknya
sistem sanitasi yang akan menimbulkan berjangkitnya penyakit menular dan bisa
menyebabkan kematian.
Permasalahan
lainnya ada pada pembabatan hutan di Indonesia yang menimbulkan meningkatnya
pemanasan muka bumi, ini juga dianggap sebagai penghambat upaya pencapaian
tujuan. Ini berarti ada kegagalan dalam kebijakan pengelolaan lingkungan dan
sumber daya alam.
Berdasarkan
situasi tersebut, maka Pemerintah Indonesia belum memiliki komitmen yang kuat
dalam menempatkan tujuan sebagai panduan penanggulangan kemiskinan. Pemerintah
bahkan tetap percaya bahwa panduan pembangunan yang diberikan oleh lembaga
keuangan Internasional, sebagai pilihan kebijakan penanggulangan kemiskinan.
Telah terbukti bahwa kebijakan yang telah diberikan oleh lembaga keuangan
Internasional malah menjerumuskan Indonesia dalam kemelaratan.
Oleh karena
itu, demi menghentikan proses kemiskinan yang trjadi di Indonesia , maka
pemerintah Indonesia untuk mengakhiri kebijakan-kebijakan yang makin
memiskinkan rakyat Indonesia . Dan, pemerintah Indonesia bersama DPR-RI juga
harus menyusun APBN yang mengabdikan seluruh pembiayaan untuk penanggulangan
kemiskinan. Semua upaya tersebut juga harus dibarengi dengan strategi
pembiayaan pembangunan yang tidak tergantung pada utang luar negeri.