Pengertian Tatabahasa
adalah ilmu yang mempelajari kaidah-kaidah yang mengatur penggunaan bahasa.
Tatabahasa Indonesia telah diatur dalam buku Tatabahasa Baku Bahasa Indonesia
(TBBBI). Kualitas penerapan Tatabahasa yang tepat dan benar masih sangat
rendah, hal ini terbukti seperti yang dipraktikan oleh bangsa Indonesia di
media massa maupun pada kehidupan nyata.
·
Semua tatabahasa tradisional tidak menempatkan Fonologi sebagai
satu unsur dari Tatabahasa. Biasanya dikatakan bahwa Tatabahasa hanya
melingkupi bidang-bidang Morfologi dan Sintaksis. Fonologi dianggap sebagai
suatu pengetahuan praktis untuk kesempurnaan penyebutan/pengucapan suatu bahasa. Pendapat ini tidak dapat
diterima lagi, karena Fonologi suatu bahasa bukan bersifat praktis seperti yang
dikatakan, tetapi benar-benar merupakan suatu unsur yang hakiki dari bahasa
itu. Setiap bahasa mempunyai kaidah-kaidah tertentu tentang susun-peluk
bunyi-bunyi ujrannya. Struktur susun-peluk bunyi-bunyi ujaran seperti dalam
bahasa Cekoslowakia tidak ada dalam struktur bahasa Indonesia, karena tiap-tiap
bahasa mempunyai kaidah-kaidah yang tersendiri. Tata susun bunyi ujaran suatu
bahasa juga merupakan satu struktur dari bahasa yang bersangkutan.
·
Tatabahasa merupakan suatu himpunan dari patokan-patokan
umum berdasarkan struktur bahasa. Struktur bahasa itu meliputi bidang-bidang:
tata bunyi, tata bentuk dan tata kalimat. Atau dengan kata lain tatabahasa
meliputi bidang-bidang: Fonologi, Morfologi dan Sintaks.
·
Tatabahasa modern mencakup:
A. Fonologi adalah ilmu tentang
perbendaharaan fonem sebuah bahasa dan distribusinya. Fonologi adalah bagian
tata bahasa atau bidang ilmu bahasa yang menganalisis bunyi bahasa secara umum.
Istilah fonologi, yang berasal dari gabungan kata Yunani yaitu phone berarti bunyi dan logos
berarti ilmu, disebut juga tata bunyi. Bidang ini meliputi dua bagian:
1) Fonetik atau
fonetika adalah bagian ilmu dalam linguistik yang mempelajari bunyi yang
diproduksi oleh manusia. Fonetik mempelajari bagaimana bunyi-bunyi fonem sebuah
bahasa direalisasikan atau dilafazkan. Fonetik juga mempelajari cara kerja
organ tubuh manusia,terutama yang berhubungan dengan penggunaan bahasa, terdiri
dari huruf vokal, konsonan, diftong (vokal yang ditulis rangkap) dank kluster
(konsonan yang ditulis rangkap. Di sisi lain fonologi adalah ilmu yang
berdasarkan foneyik dan mempelajari system fonetika. Fonetika memiliki tiga
cabang utama:
· Fonetik artikulatoris yang mempelajari bentuk dan gerakan
bibir, lidah dan organ-organ manusia lainnya yang memproduksi suara atau bunyi
bahasa.
· Fonetik akustik yang mempelajari gelombang suara dan
bagaimana mereka didengarkan oleh telinga manusia.
· Fonetik auditori yang mempelajari persepsi bunyi dan
terutama bagaimana otak mengolah data yang masuk sebagai suara.
·
Internasional Phonetic Asociation (IPA) telah mengamati
lebih dari 100 bunyi manusia yang berbeda dan menstransipsikannya dengan
Internasional Phonetic Alphabet mereka.
·
Ilmu fonetika pertama kali dipelajari sekitar abad ke5 SM di
India kuno oleh Panini, sang resi yang mempelajari Bahasa Sansekerta. Semua
aksara yang berdasarkan aksara India sampai sekarang masih menggunakan
klasifikasi Panini.
2)
Fonemik, yaitu bagian fonologi yang mempelajari bunyi ujaran
menurut fungsinya sebagai pembeda arti. Bunyi ujaran yang bersifat netral, atau
masih belum terbukti membedakan arti disebut fona, sedangkan fonem ialah satuan
bunyi ujaran terkecil yang membedakan arti. Variasi fonem karena pengaruh
lingkungan yang dimasuki disebut alofon.
Gambar atau lambang fonem dinamakan huruf. Jadi fonem berbeda dengan huruf.
·
Untuk menghasilkan suatu bunyi atau fonem, ada tiga unsur
yang penting yaitu:
·
·
udara
·
·
artikulator
atau bagian alat ucap yang bergerak
·
·
titik
artikulasi atau bagian alat ucap yang menjadi titik sentuh artikulator
3) Morfologi secara harfiah berarti
pengetahuan tentang bentuk. Morfologi adalah bidang linguistik atau tatabahasa
yang mempelajari kata dan proses pembentukan kata secara gramatikal. Dalam
beberapa buku tata bahasa, morfologi dinamakan juga tata bentukan.Satuan ujaran
yang mengandung makna (leksikal atau gramatikal) yang turut serta dalam
pembentukan kata atau yang menjadi bagian dari kata disebut morfem. Berdasarkan
potensinya untuk dapat berdiri sendiri dalam suatu tuturan, morfem dibedakan
atas dua macam yaitu:
a. Morfem terikat,
morfem yang tidak mempunyai potensi untuk berdiri sendiri, sehingga harus
selalu hadir dengan mengikatkan dirinya dengan morfem bebas lewat proses
morfologis, atau proses pembentukan kata.
b. Morfem bebas, yang secara
potensial mampu berdiri sendiri sebagai kata dan secara gramatikal menduduki
satu fungsi dalam kalimat. Dalam bahasa Indonesia morfem bebas disebut juga
kata dasar. Satuan ujaran seperti buku, kantor, arsip, uji, ajar, kali, pantau,
dan liput merupakan morfem bebas atau kata dasar; sedangkan me-, pe-, -an,
ke--an, di-, swa-, trans-, -logi, -isme merupakan morfem terikat. Sebuah
morfem, jika bergabung dengan morfem lain, sering mengalami perubahan.
Misalnya, morfem terikat me- dapat
berubah menjadi men-, mem-, meny-, menge-, dan menge- sesuai dengan lingkungan
yang dimasuki. Variasi morfem yang terjadi karena pengaruh lingkungan yang
dimasuki disebut alomorf.
4) Sintaksis berasal dari bahasa Yunani
kuno yaitu syn berarti bersama dan taxis berarti pengaturan. Sintaks adalah
ilmu mengenai prinsip dan peraturan untuk membuat kalimat. Selain aturan ini
juga digunakan untuk merujuk langsung pada peraturan dan prinsip yang mencakup
struktur kalimat dalam bahasa apapun.
·
Penelitian modern dalam sintaks bertujuan untuk menjelaskan
bahasa dalam aturan ini. Banyak pakar sintaksis berusaha menemukan aturan umum
yang diterapkan disetiap bahasa. Kata sintaksis juga kadang digunakan untuk
merujuk pada aturan yang mengatur sistem matematika seperti logika, bahasa
formal buatan dan bahasa pemrograman komputer.
5) Semantik diambil dari bahasa Yunani semantikos yang berarti memberikan
tanda. Semantik adalah cabang linguistik yang mempelajari makna yang terkandung
pada suatu bahasa, kode, atau jenis representasi lain. Semantik biasanya
dikontraskan dengan dua asapek lain dari ekspresi makna; sintaksis, pembentukan
simbol kompleks dari simbol yang lebih sederhana, serta pragamatika, penggunaan
praktis simbol oleh agen atau komunitas pada suatu kondisi atau konteks
tertentu.
Macam - Macam Tata Bahasa
·
Melihat cara dan bidang penyusunan sebuah tatabahasa
dapatlah kita beda-bedakan bermacam-macam tatabahasa. Pertama-tama tatabahasa
dapat dibedakan atas Tatabahasa
Deskriptif atau Tatabahasa Sinkronis
dan Tatabahasa Historis-komparatif atau disebut juga Tatabahasa Diakronis.
·
Tatabahasa Deskriptif atau Tatabahasa Sinkronis adalah
tatabahasa yang disusun berdasarkan pencatatan (deskripsi) yang nyata atas
struktur suatu bahasa. Tatabahasa ini biasanya meliputi suatu lingkungan masa
yang tertentu (sinkronis). Sebaliknya Tatabahasa Historis-komparatif atau
Tatabahasa Diakronis adalah tatabahasa yang membicarakan perkembangan struktur
bahasa dari satu jaman ke jaman lain (historis atau diakronis), serta
mengadakan pula perbandingan antara struktur-struktur bahasa dari bermacam-macam
jaman itu atau memperbandingkannya denngan bahasa-bahasa lainnya (komparatif).
·
Di samping itu tatabahasa dapat bersifat Normatif (umum) yaitu bila tatabahasa
tersebut disusun berdasarkan gejala-gejala bahasa yang umum yang dipakai oleh
kebanyakan orang dalam suatu masyarakat. Jenis tatabahasa inilah yang dipakai
dalam penertian sehari-hari.
·
Suatu Tatabahasa Normatif memberikan uraian atas struktur
umum dari suatu bahasa. Tetapi mengingat bahwa bahasa selalu berkembang setiap
saat, maka selalu ada perubahan yang terjadi atas struktur bahasa; sebab itu Tatabahasa Normatif harus tetap
mengikuti perkembangan itu. Dengan kata lain Tatabahasa Normatif harus tetap
bersifat deskriptif. Pada bahasa-bahasa yang sudah mati, yang tidak dipakai
lagi dalam komunikasi sehari-hari, Tatabahasa Normatif dari bahasa-bahasa
tersebut selalu bersifat preskiptif
yaitu menentukan atau mengatur kaidah-kaidah itu harus diikuti
secermat-cermatnya, dan tidak boleh dirobah lagi. Misalnya tatabahasa dari
bahasa-bahasa Latin, Yunani, Sansekerta bersifat preskiptif.
Tatabahasa Tradisional dan
Tatabahasa Struktural
·
Bila kita mengikuti sejarah mula dari bahasa-bahasa Barat
umumnya, akan kita lihat bahwa tatabahasa dari bahasa-bahasa tersebut disusun
menurut contoh Tatabahasa Latin dan Yunani. Bahasa-bahasa barat itu dipaksakan
untuk mengikuti jalan bahasa Latin dan Yunani. Ketika orang-orang Barat sampai
ke Indonesia, sarjana-sarjana Barat berusaha pula untuk menyusun Tatabahasa
dari bahasa-bahasa di Indonesia sesuai dengan Tatabahasa mereka. Mereka tidak
menyadari adanya perbedaan-perbedaan antara berbagai bahasa di Indonesia dengan
struktur bahasa Barat, yang sudah ‘disesuaikan’ dengan struktur bahasa
Yunani-Latin itu.
·
Yang dimaksud struktur adalah hubungan yang relatif tetap
antara bagian-bagian yang membentuk suatu hal. Untuk mengetahui struktur kita
harus terjun menyelidiki bahasa-bahasa itu secara tersendiri, lepas dari segala
macam prasangka yang ada. Berdasarkan hasil penyelidikan itulah kita dapat
menyusun suatu Tatabahasa yang struktural.
·
Sebaliknya tatabahasa yang hanya mencontoh warisan
Tatabahasa Barat, yang mewarisi pula semua kaidah gramatikal dari Tatabahasa
Latin-Yunani disebut Tatabahasa
Tradisional. Umumnya Tatabahasa-tatabahasa Indonesia yang ditulis hingga
kini masih bersifat tradisional. Sebab itu perlu diadakab revisi, disesuaikan
dengan jalan dan struktur bahasa Indonesia yang sebenarnya. Untuk tujuan ini
haruslah diadakan peneliti`n-penelitian baru sesuai dengan metode-metode yang
terbaru.
SUMBER
: http://sayaitudian.blogspot.com/2011/05/tata-bahasa.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar